Humor Sufi, Kyai dan Ulama Pilihan 

    


Jika kita berbicara karakter para ulama, kyai atau sufi yang terbesit dalam pikiran mungkin adalah mereka selalu serius, berwibawa, bersikap tegas dan tak pernah terbawa canda gurau. Tapi kenyataannya mereka juga manusia biasa yang kehidupannya tidak melulu datar dan tanpa ekspresi. Barangkali orang yang mengatakan “ulama selalu serius” karena larut dalam fanatisme dan terlalu mengkultuskan ulama. Padahal dalam beberapa literatur pernah menyebutkan aneka cerita humor dari para ulama, kyai ataupun sufi. Bedanya, humor para ulama lebih sarat makna dan penuh hikmah daripada humor pasaran yang hanya ditujukan untuk memancing gelak tawa saja. Berikut kami hadirkan beberapa humor sufi, para wali dan kyai.

Gusdur dan Seorang Turis yang Tersesat

Jadi, seorang turis asing berjalan-jalan di Jakarta, karena bingung dan tersesat ia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. "Apa betul ini Jalan Jenderal Sudirman?" tanya turis itu. "Ho.. oh," jawab si penjual rokok. Turis itu pun merasa bingung dengan jawaban si penjual rokok tersebut. Merasa tidak puasa dengan jawaban penjual rokok tadi, akhirnya turis itu bertanya lagi kepada seorang petugas lalu lintas. "Apa ini Jalan Jenderal Sudirman?" Petugas itu menjawab, "Betul".

Kemudian turis itu pun semakin dibuat kebingungan karena mendapat jawaban yang berbeda-beda. Pada akhirnya ia kembali bertanya kepada seseorang, ternyata orang itu adalah Gus Dur. "Apa ini Jalan Sudirman?" turis itu bertanya kepada Gus Dur. Gus Dur menjawab, "Benar". Namun ternyata bukannya tambah jelas, turis itu justru semakin kebingungan mendapat tiga jawaban yang berbeda. Kemudian ia meminta penjelasan kepada Gus Dur, mengapa mulai dari tukang rokok menjawab "Ho...oh", sementara polisi menjawab "betul" dan Gus Dur menjawab "Benar". Lalu Gus Dur pun menjelaskan, ”Yang menjawab 'Ho...oh' itu pasti tamatan SD, yang menjawab 'Betul' itu tamatan SMU., yang menjawab 'Benar' itu sarjana lulusan universitas," ujar Gus Dur. Turis asing itu puas atas jawaban Gus Dur. Kemudian ia bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?" tanya turis tadi. Spontan Gus Dur menjawab, "Ho...oh!".


Artikel ini telah tayang di 
https://muslim.okezone.com/
dengan judul "Humor Gus Dur: Turis Tersesat di Jalan Jenderal Sudirman : Okezone Muslim",
Klik untuk baca: 
https://muslim.okezone.com/read/2020/02/13/614/2167931/humor-gus-dur-turis-tersesat-di-jalan-jenderal-sudirman.


Download aplikasi 
Okezone Portal Berita Online Indonesia , Lengkap Cepat Beritanya:
Android: 
https://play.google.com/store/apps/details?id=linktone.okezone.android
iOS: 
https://apps.apple.com/us/app/okezone-com-news/id624468351

Kisah Pak AR Fachrudin Ujian SIM
Ujian SIM

Dikutip dari https://pwmu.co/177257/02/08/ujian-sim-jujur-ala-pak-ar/ Pada waktu Pak AR menjadi anggota DPR Daerah Istimewa Yogyakarta dari Fraksi Masyumi, Pak AR mendapat jatah untuk membeli sebuah motor merek IFA. Karena setiap pengendara motor harus memiliki SIM, Pak AR ikut ujian SIM.


Pada waktu ujian praktik, polisi membawa ke jalan-jalan sempit, berliku, dan agak licin. Karena itu, Pak AR turun dan motor itu dituntun.


Polisi menegur, “Pak, motornya kok tidak
dinaiki?”


Jawab Pak AR kalem, “Saya ini selalu ingin selamat. Tujuan mencari SIM ini, juga supaya kita selamat, tidak menabrak, tidak ditabrak dan tidak jatuh. Karena itu kalau ketemu jalan seperti ini dari pada jatuh ya saya tuntun saja”.


Tentu saja Pak Polisi hanya bisa tersenyum. Tapi Pak AR lulus juga.

Kisah Nashrudin Hoja Kehilangan Kunci

Konon suatu ketika Nasrudin Hoja kehilangan kunci rumahnya. Lalu seperti sewajarnya orang yang kehilangan sesuatu, dia mencari kunci itu. Mungkin dengan heboh dia menelusuri tempat dibawah lampu, sehingga tetangga yang melihat jadi terusik. Akhirnya mereka membantu. Jika lebih banyak yang mencari, mungkin akan lebih cepat ketemu.

Setelah lama mencari, putus asa harapan para tetangga. Tak ada tanda-tanda kunci rumah yang hilang itu. Mungkin tak ada apapun, bahkan sampai-sampai semut juga enggan menampakkan batang hidungnya.

"Sebenarnya kau hilangkan kunci itu dimana?" Mungkin demikian kata seorang tetangga.

"Aku menghilangkan kunci itu di dalam rumah." Jawab Nasrudin Hoja dengan polosnya.

Kecewa, dongkol, marah, merasa dikerjai. Mungkin juga orang-orang mulai mengumpat. "Kalau hilang di dalam rumah kenapa mencarinya disini?"

Wajar jika orang menggerutu, karena telah menghabiskan waktu untuk hal yang sia-sia.

"Aku mencarinya disini, karena disinilah tempat yang terang benderang untuk mencari."

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Anekdot Nasrudin Hoja dan Hilangnya Sebuah Kunci", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/kan9/5f2347cbd541df5210448464/anekdot-nasrudin-hoja-dan-hilangnya-sebuah-kunci

Demikian cerita-cerita lucu dan inspiratif dari para Kyai, sufi dan ulama. Kamu juga bisa menyisipkan cerita-cerita di atas untuk menghangatkan suasana saat berceramah loh.